Tentang Aku dan Mimpiku

Dulu, ketika aku masih kecil, aku dengan lantang mengatakan jika aku ingin menjadi ‘Dokter Kandungan’!, alasannya singkat, tanpa basa-basi, saat itu tanpa berfikir kenapa aku ingin menjadi dokter? Karena aku ingin punya adik, berharap ibuku bisa hamil begitu aku menjadi dokter, lucu sekali. Sekarang, setelah difikir-fikir terdengar konyol, iya. Tapi itu adalah mimpiku pertama kali, lambat laun, hingga aku beranjak dewasa, aku mulai menyukai dunia editing, hal-hal seperti membuat film, animasi menjadi sebuah pertanyaan besar buatku, “Gimana sih cara buatnya?”, dari situlah akhirnya aku menyukai dunia komputer, editing dan hal yang berkaitan dengannya, oleh karena itu, sejak aku di Tsanawiyah, aku bertekad menjadi ‘Insinyur IT’.
Aku disekolahkan di Madrasah sejak aku SD hingga SMA, aku terbiasa dengan lingkungan yang agamis, bahkan mungkin sekolahku ini bisa disebut dengan ‘pondok’, kegiatan hari-hariku selalu bersama teman dari bangun pagi hingga tidur lagi di malam hari, keseharianku yang selalu bersama dengan teman-teman itu, membuatku untuk mudah mengenali karakter orang lain dan beradaptasi dengan karakter mereka. Lingkunganku yang agamis itu mendukung aku untuk menyukai video bertemakan dakwah, dulu aku tidak paham betul pekerjaan seorang insinyur IT, yang kupikirkan sebenarnya adalah, ketika aku telah menjadi Insinyur IT aku bisa membuat segala hal tentang editing dan komputer, sehingga aku selalu membayangkan aku bisa menjadi seorang yang ahli membuat animasi video, film dll. Bersama dengan teman-teman, kami punya visi dan tujuan yang sama, jika sukses nanti, kami berharap bisa berkumpul kembali dan menyatukan ide kami untuk membuat sebuah lembaga sosial, seperti yayasan pendidikan, atau kami membuat sebuah panti asuhan, atau kami membuat sekolah untuk orang yang tidak mampu dan sebagainya, entah mengapa, jiwa sosial kami sangat menggebu-gebu, bahkan ketika aku menduduki madrasah aliyah, aku bersama teman-temanku membiasakan diri kami untuk shodaqoh tiap harinya, ‘One day One Thousand’ kami menyebutnya, sebenarnya tidak sampai seribu rupiah asalkan kami menyisihkan tiap harinya, kemudian ketika kami liburan dan pulang ke rumah masing-masing ada satu orang yang mengkolektif shodaqoh dan kemudian diberikan kepada lembaga yang mengurusi donasi atau kami memberikannya kepada yang tidak mampu. Hal-hal seperti inilah yang akhirnaya aku dan teman-temanku berfikir untuk membuat lembaga sosial suatu saat nanti. Waktu terus berjalan, setelah aku lulus, aku banyak mengikuti tes perguruan tinggi, harapanku masih tetap sama, aku ingin masuk jurusan tekhnik informatika atau design komunikasi visual, berbagai test kuhadapi dari tes yang diadakan nasioanal (SBMPTN, SPAN-PTKIN dll) hingga yang diadakan mandiri oleh perguruan tinggi masing-masing. Pengumuman demi pengumuman aku tidak lolos seleksi, akhirnya dengan izin Allah, ketika aku mengikuti test mandiri dan mengambil jurusan pendidikan agama islam, aku lolos. ‘Tuhan berkehendak lain dari keinginanku’, pikirku saat itu bahkan hingga saat ini. Walau begitu, semangatku untuk belajar editing tidak pupus, disela-sela kesibukan kuliahku terkadang aku belajar design, masih dengan harapan yang sama, aku berharap suatu saat nanti bisa menjadi seorang ahli dakwah video maker, walau aku masih tergolong newbie, ide yang pas-pas an dan alat yang kupunya seadanya. Masuk dalam jurusan PAI mau tidak mau pastilah memiliki peluang menjadi guru, miris ketika melihat anak-anak kecil sudah mengenal rokok, bergaul bebas, moral yang kurang dll. maka dari itulah akhirnya tekadku menjadi guru yang dapat merubah moral bangsa, mendidik dengan sebenar-benarnya guru.
Orang tuaku keduanya adalah seorang pedagang kuliner, dengan bermodal sewa warung orang tuaku berjualan semampunya, sudah 7 tahun berjalan sejak aku duduk di bangku tsanawiyah. ‘ Ayam Bakar mba Bin’ itulah nama produk yang ibuku buat. Sejak dulu, orang tuaku bekerja sebagai pedagang, bahkan seringkali aku diajak untuk berjualan, hal inilah yang akhirnya mendukungku untuk bermimpi membuat sebuah usaha, dan melihat jaman sekarang ini, aku bermimpi ingin membuat sebuah toko online, dengan banyak pelanggan dari berbagai penjuru nantinya. Aku juga bermimpi bisa melanjutkan dan mengembangkan usaha kedua orang tuaku. Allahumma aamiin…
Dengan pendidikanku saat ini di jurusan PAI, aku berharap bisa melanjutkan S2 dan S3 ku di luar negeri, menimba ilmu dengan mempunyai wawasan yang luas. Dan bermimpi menjadi dosen yang intelek, bermoral, ‘arif dan berguna bagi sekitarku.   

Komentar

rismariesttt mengatakan…
MaasyaAllah.. saya dulu juga pernah punya pengalaman tentang mimpi-mimpi masa kecil, dan kehendak Allah untuk diri saya. 2 tahun lalu sempat merasa kurang bersyukur thd keputusan Allah untuk saya. Namun hari ini, saya menyadari akan kesalahan2 itu dan mencoba menerima segalanya. Eh, alhamdulillahnya diberikan yg terbaik malahan. 🙏 tetep semangat yaa 🖒
admin mengatakan…
aminnn, semoga doa-doanya diijabahhh yaaa neng, teruslah bermimpi. Mimpi itu gratis! Kalo uda takut bermimpi, gimana mau action?

Mimpi juga jembatan, supaya kita bisa menemukan alur dan arah yang mau kita tuju

Great posting!
Ivieth Mutia mengatakan…
Semoga tercapai cita-citanya, S2, S3... jangan mau kalah sama samsung, dia udah S9...
FathinFar mengatakan…
Dulu pas kecil pengen jadi astronot >,<
Anisa Mumtaz mengatakan…
hehe iya mbak seringkali rencana Allah emang suka gak terduga ya, trims udah mampir di blog sayaa
Anisa Mumtaz mengatakan…
hahaha iya mba..trims udh mampir d blog saya..
Anisa Mumtaz mengatakan…
lanjutkan mbak hehe, trims udh mampir ke blog saya..

Postingan Populer