Perjalanan Penuh Makna
Pernah gak sih punya teman yang rasanya udah kayak keluarga sendiri? Sayaaang banget, suka duka dalam hidup kita dilaluin bareng-bareng, baik buruknya kita bener-bener gak ada yang ditutupin sama sekali. Di zaman sekarang ini, setuju gak sih, susah nyari temen yang tulus sama kita? Banyak banget cerita toxic friend di luar sana. Yaa, kita memang gak bisa sih percaya 100 persen sama manusia, yang ada malah jadi kecewa, karna manusia gak ada yang sempurna.
Tapi paling tidak, teman yang
bersama kita saat ini teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan, teman yang
sama-sama mau memperbaiki diri, saling support, dan tentunya sama-sama mau
mencari ridho Allah swt, menggapai surga, MasyaAllah deh kalau kita ingat-ingat
kisah rasul dan para sahabatnya yang berjuang membela Islam, mungkin kalau
bukan karna kesetiaan sahabat-sahabat rasul apa jadinya Islam saat ini? Bahkan kalau
kita ulas lagi cerita-cerita rasul memperlakukan orang lain, sungguh sangat
mulianya akhlak beliau, pantas aja umatnya hingga kini sangat rindu dengan
baliau, walau hanya mendengar kisah-kisahnya hari ini, apalagi umat islam yang
hidup di zaman rasul yang langsung bertemu dengan rasul.
Pernah dengar kisah julaebib? Seseorang
yang dianggap buruk rupa, semua orang gak mau mendekatinya karna dalam
pandangan orang-orang ia jelek dan miskin, tapi ketika ia bertemu dengan rasul,
julaebib justru diperlakukan dengan sangat baik, dihargai dengan semestinya
layaknya beliau ke orang lain, Julaebib tersentuh dengan perlakuan Rasul
terhadapnya hingga ia memutuskan untuk masuk Islam, bahkan ia dikenalkan dan
dinikahkan dengan seorang putri yang terkenal cantik dan kaya raya saat itu,
Masyaallah ya?
Cerita lengkapnya tentang
julaebib mungkin di lain kesempatan, sepertinya intronya sudah terlalu kepanjangan,
hahaha.
Tepat lusa kemarin, aku
menghadiri resepsi pernikahan sahabatku, kami dekat sejak duduk di bangku smp,
banyak banget yang kami lalui bareng-bareng, ia sudah seperti keluarga bagiku,
makanya ku sempatkan datang di hari bahagianya jauh-jauh dari Jakarta ke
cikampek, Di kondisi yang sangat sulit seperti sekarang ini tentu perjalanan
jauh menjadi sebuah tantangan, akses ke luar kota terhambat karna pandemic
virus corona.
Aku bersama dua sahabatku yang
lainnya bahkan sempat survei dulu agar bisa memastikan rute perjalanan kami. Dan
benar saja kereta lokal yang biasanya beroprasi ke stasiun cikampek benar-benar
belum beroprasi sejak 5 bulan belakangan, dengan berbagai pertimbangan akhirnya
kami memilih opsi untuk menggunakan krl sampai cikarang lalu menggunakan ojek
online sampai cikampek.
Hari keberangkatan pun tiba, ini pertama kalinya bagi kami ke kota industri ini, awalnya semua lancar sampai ke stasiun cikarang, namun sesampainya di stasiun cikarang, kami berubah pikiran untuk mengubah opsi transportasi kami ke cikampek untuk menggunakan ojek online, karna terbilang cukup mahal bagi kami. Akhirnya temanku memberitahu bahwa kami bisa menggunakan bus kecil langsung ke cikampek dengan harga yang lebih terjangkau.
Tepat setelah kami keluar dari stasiun cikarang dan benar saja banyak sekali yang menawarkan bus, terlihat seperti calo yang menawarkan angkutan umum ini, maka kami langsung memberitahu bahwa kami ingin ke purwasari cikampek, kami naik dan bus ¾ itu berhenti menunggu penumpang penuh, namun bus tetap saja kosong, hanya kami bertiga dan satu ibu-ibu duduk di depan kursi kami. Lalu, ketika hendak membayar ongkos perjalanan, terjadilah tawar menawar, “45 ribu” kata kenek angkutan itu, lalu temanku mencoba menawar “ saya biasanya ke haurgelis loh segitu bang lebih jauh lagi”. Kenek itu terlihat sedikit kesal.
Dan setelah berbagai perdebatan
akhirnya kami diperbolehkan 35ribu per orang dan kami memberikan uangnya. Firasatku
mulai buruk ketika ternyata ibu-ibu itu memilih pergi setelah perdebatan tawar
menawar juga dengan abang kenek dan transaksi sudah terjadi. Firasatku mulai
gak enak ketika keneknya mengatakan kalau kita bisa pindah ke bus yang ada di
belakang tanpa harus membayar lagi. Ya dan kami berusaha berpikir positif, ada
perasaan kami harus juga melakukan seperti yang dilakukan ibu tadi, tapi ongkos
kami sudah terlanjur diberikan, kami yang anak mahasiswa ini tentu saja memutar
otak supaya budget kami cukup selama perjalanan.
Dan benar saja, di bus kedua,
setengah perjalanan kami diturunkan supir, katanya itu adalah tujuan terakhir,
kami menjadi emosi, bahkan temanku sampai-sampai berkata kasar pada supir,
padahal kalau kami lihat di gmaps masih sekitar 17km lagi menuju cikampek. Terpaksa
kami turun, mencoba berpikir jernih, sepertinya bus yang kedua memang bukan bus
yang harus kami tumpangi ke cikampek, kenek di bus yang pertama tadi
benar-benar mengelabui kami.
Temanku masih gak karuan dan
mengutuk, menggrutu atas apa yang terjadi, aku yang sedari tadi sebenarnya
sudah punya firasat buruk dari awal hanya bisa pasrah, ikhlas apa yang terjadi.
Dan keadaan menjadi sangat buruk lagi, temanku yang mengutuk tadi itu lemas
ketika dompet miliknya tidak ditemukan di tasnya, entah dompet itu tertinggal
atau diambil orang, temanku itu padahal duduk di dekat jendela. Kami bertiga
menjadi sangat lemas, mecoba menenangkan temanku itu. Yap dan akhirnya kami
meneruskan perjalanan sampai ke cikampek menggunakan ojek online, kembali
kepada opsi pertama kami.
Perjalanan lusa kemarin itu
benar-benar memberikan arti bagi kami, yaa walau banyak banget rintangan yang
kami lalui, semua itu terbayar ketika sampai di cikampek, bertemu teman lama,
mengisi relung hati kami dengan canda tawa, mengingat masa lalu, melihat
sahabat kami berbahagia. Tentu, perjalanan kami memberi banyak pelajaran bagi
kami bertiga.
Komentar